PROLOG
Januari 2017
Januari 2017
Kuhirup lekat- lekat aroma itu. Baunya seperti kayu, bagaimana tidak karena minyak itu memang minyak gaharu. Minyak kental berwarna kuning kemerahan yang diperoleh dengan menyuling batang kayu gaharu itu, tak luput selalu berada di saku bajuku. Untuk beberapa alasan, aku sengaja membawanya kemanapun aku pergi. Minyak yang terbilang cukup sulit menemukan yang asli itu, selalu aku gunakan setiap hari untuk beberapa keperluan. Entah pagi, siang, atau malam aku selalu mengoleskannya ke beberapa koleksi vessel yang aku miliki. Mau tak mau setelah menggunakan minyak gaharu jari- jariku pun selalu berbau kayu.
Pada awalnya aku membenci bau ini, karena aromanya membuatku mual dan pusing. Selain itu, setelah aku menggunakan minyak ini untuk dioleskan pada sesuatu, selalu saja menyisakan bau menyengat di jariku. Meskipun sudah setengah jam aku cuci pakai sabun mandipun, baunya masih saja setia melekat kuat di jariku. Kemudian saat aku ingin makan, selalu saja aroma kuat kayu gaharu itu ikut tercium juga oleh hidungku sehingga menyebabkan nafsu makanku menurun. Bagaimana tidak, saat aku makan ayam bakar yang aromanya gurih khas ayam jadi berubah aroma kayu. Serasa aku memakan ayam bakar bercampur minyak gaharu. Yaah, namun karena tuntutan profesi akhirnya sekarangpun aku jadi terbiasa dan selalu menikmati aroma kayu gaharu. Minyak gaharu ini, sudah menemaniku selama tiga bulan, dan selama tiga bulan itupun aku semakin terbiasa dan menikmati baunya.
Aah, manusia memang lucu. Hati manusia itu mudah sekali berubah, dari suka jadi benci, dari benci kembali lagi jadi suka. Beberapa saat yang lalu bilang suka, semenit kemudian semua perasaan suka itu menguap seperti es batu yang dilempar ke tengah panasnya gurun pasir, begitu singkat dan cepatnya perasaan manusia itu berganti.
Kenapa aku bisa mengatakan demikian? Karena itulah yang aku alami. Apakah cerita ini nantinya akan menyinggung tentang hati dan perasaan manusia? Yaah, pasti. Hati, perasaan dan cinta memang selalu menjadi alasan yang kuat bagi manusia untuk berubah. Dari perubahan itulah, kemudian akan bermunculan berbagai reaksi, ada yang menyenangkan, ada juga yang memilukan. Dan sekali lagi karena cinta, manusia dapat kukuh berjuang, bertahan dalam kesulitan demi mencari jalan keluar dan menemukan kebahagiaan.
Cerita ini akan diwarnai dengan indahnya harapan cinta, pilunya siksaan batin karena kehilangan cinta, dan bagaimana perjuangan anak manusia dalam memperjuangkan kebahagiaan. Sebelumnya kenalkan, namaku wira. Dan ya, aku bisa melihat mereka yang tak kasat mata.
0 Komentar